Senin, 28 Maret 2016

Makalah ANC Kebidanan Komunitas

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya (Rafless, 2011).

B.      Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb V (Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Asuhan Antenatal Di Komunitas

1.     Definisi
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Hal ini bertujuan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
2.     Tujuan
a.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi
b.     Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
c.      Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
d.     Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
e.      Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

3.     Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut meliputi :
Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
b.     Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
c.      Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan.
b.     Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
c.      Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
d.     Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
e.      Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
        
Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
b.     Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
c.      Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
b.     Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
c.      Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR
Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.
b.     Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.
Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.

Hasil yang diharapkan adalah :
a.      Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman.
b.     Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
c.      Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.
d.     Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

4.     Pelayanan atau Asuhan Standar Minimal “14T” (Francichandra, 2010)

1)     Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5 sampai 16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil yaitu lebih dari 145 cm (Rukiyah, 2009 : 7).
Berat badan dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrad.
Indikator Penilaian Untuk IMT
Nilai IMT
Katagori
Kurang dari 20
Di bawah normal
20-24,9
Normal
25-29,9
Gemuk/Lebih dari normal
Over 30
Sangat gemuk
                                      Sumber : Kusmiyati (2009 : 85)



2)     Ukur tekanan darah
Tekanan darah ibu harus diperiksa setiap kali pemeriksaan kehamilan. Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi (Rukiyah, 2009 : 7).
3)     Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri. Tinggi fundus uteri dapat menentukan usia kehamilan (Rukiyah, 2009 : 7).
4)     Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian (Rukiyah, 2009 : 7).
Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen
Interval (selang waktu minimal)
Lama
Perlindungan
Perlindungan
TT 1
Pada kunjungan antenatal pertama
-
-
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 tahun *)
80%
TT 3
6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95%
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
95%
TT5
1 tahun setelah TT 4
25 tahun/
seumur hidup
99%
                                    Sumber : Kusmiyati (2009 : 169)
*) artinya dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonaturum.
5)     Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Sulfas Ferosus (SF) diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan (Rukiyah, 2009 : 7).
6)     Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Pemeriksaan Hemoglobin sangat dibutuhkan untuk ibu hamil karena bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan adanya anemia pada ibu hamil. Normal Hb untuk ibu hamil adalah > 11 gr%.
7)     Pemeriksaan Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)
Pemeriksaan VDRL dapat digunakan untuk memeriksakan kemungkinan adanya penyakit menular seksual pada ibu hamil seperti sifilis.
8)     Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
Perawatan payudara diperlukan untuk ibu hamil guna mempersiapkan payudara untuk menyusui terutama pada ibu yang mempunyai payudara rata dan datar.
9)     Pemeliharaan Tingkat Kebugaran atau Senam Hamil
Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 22 minggu. Senam pada ibu hamil sangat berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal dan mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan.
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan dapat memotivasi agar ibu hamil memeriksa kehamilannya sejak dini untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan.
11) Pemeriksaan protein urin
Pemeriksaan protein urin berguna untuk mengetahui adanya penyakit pre-eklampsia pada ibu hamil.
12) Pemeriksaan reduksi urin
Pemeriksaan reduksi urin berguna untuk mengetahui adanya kadar glukosa pada urin ibu hamil, apabila hasil pemeriksaan reduksi urin pada ibu hamil positif maka kemungkinan besar ibu mengalami diabetes gestasional.
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.

5.     Standar Alat Antenatal
Peralatan Tidak Steril
a.      Timbangan BB dan pengukur TB
b.     Tensi meter dan stetoscope
c.      Funandoskop
d.     Termometer dan alat pengukur
e.      Senter
f.      Reflek hammer
g.     Pita pengukur LILA
h.     Metline
i.       Pengukur Hb
j.       Bengkok
k.     Handuk kering
l.       Tabung urine
m.   Lampu spiritus
n.     Reagen untuk pemeriksaan urine
o.     Tempat sampah
Peralatan Steril
a.      Bak instrument
b.     Spatel lidah
c.      Sarung tangan (Handscoen)
d.     Spuit dan jarum
Bahan-bahan Habis Pakai
a.      Kassa bersih
b.     Kapas
c.      Alkohol 70%
d.     Larutan Klorin
Formulir yang Di Sediakan
a.      Buku KIA
b.     Kartu status
c.      Formulir rujukan
d.     Buku register
e.      ATK
f.      Kartu penapisan dini
g.     Kohort ibu/bayi
Obat-obatan 
a.      Golongan roborantia (Vit B6 dan B kompleks)
b.     Vaksin TT
c.      Kapsul yodium
d.     Obat KB







6.     Manajemen Asuhan Antenatal

a.     Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Dari literatur Rukiyah dkk (2009), untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1)     Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas, biopsikososial, pengetahuan klien.
2)     Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital.
3)     Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
4)     Pemeriksaan penunjang (laboratorium serta catatan terbaru dan sebelumnya)

b.     Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa dang ditegakan bidan dalam lingkungan praktek bidan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Sebagai contoh rumusan diagnose adalah : G1P0AHamil 10 minggu, dengan dasar tes kahamilan (+) positif, hamil ke satu, HPHT. Dari diagnosa tersebut maka dapat ditentukan masalah yang dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien.
Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian data yang menyertai diagnosa, sedangkan kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.



c.      Mengidentifikasi diagnosa atau potensial masalah
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

d.     Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.

e.     Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau antisipasi.
Pada langkah ini informasi data yang telah lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap yang dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

f.      Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisiensi dan aman
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini byasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.

g.     Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar efektif dalam pelaksaannya.

MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL
Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam manajemen asuahan antenatal di komunitasbidan harus melakukan kerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolongpersalinan, tempat bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi.
Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:
1.     Melakukan kunjungan rumah;
2.     Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan;
3.     Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari pemencahannya;
4.     Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.






Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1.     Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14
2.     Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai minggu ke -28
3.     Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36
Kunjungan ideal selama kehamilan:
1.     Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
2.     Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3.     Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4.     Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5.     Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
1.     Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
2.     Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur
3.     Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan kehamilannya
4.     Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
5.     Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana melahirkan dirumah

Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.     Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2.     Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas adalah sebagai berikut:
§  Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin  dan membuatnya merasa nyaman
§  Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif
§  Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
§  Melakukan peeriksaan seperlunya
§  Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
§  Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
§  Memberikan konseling sesuai kebutuhan
§  Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.


§  Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya
§  Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
§  Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
§  Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
§  Mendokumentasikan hasil kunjungan.

















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Asuhan antenatal adalah asuhan atau pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

B.      Saran
Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya periksalah ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas) yang didalamnya terdapat tenaga kesehatan yang terlatih seperti bidan/dokter. 
DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar