BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Makhluk hidup
mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter. Begitu juga manusia
memiliki pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang baru lahir tent berbeda dengan
orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya ukran tubuh saja yang
menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga menjadi semakin matang. Tidak
seperti makhluk hidup lainnya, pada manusia perkembangan bukan hanya menyangkut
masalah kemampuan berkembang biak namun juga banyak aspek lainnya.
Hormon
pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH(Human Growth Hormon)
adalah suatu hormon anabolic yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
pembentukan tubuh terutama pada masa
anak-anak dan puberitas. Growth Hormon berperan meningkatkan ukuran dan
volume dari otak, rambut, otot, dan organ-organ dalam tubuh. HG bertanggung
jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.
B. TUJUAN
Adapun tujuan
dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya tentang hormon
pertumbuhan pada manusia. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan tentang hormon pertumbuhan untuk semua pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HORMON PERTUMBUHAN
Hormon
pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut HGH (Human Growth Hormon) adalah
suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
perkembangan dalam tubuh, terutama pada masa
anak-anak dan puberitas. Growth Hormon berperan meningkatkan ukuran dan
volume dari otak, rambut, otot, dan organ-organ dalam tubuh. HG bertanggung
jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.
Setelah manusia bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi
yang prima.
Pada orang
dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang cukup dari
kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkan fungsi,
perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal,
persendian, persarafan tubuh, dan otak. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk
memproduksi HGH (Human Growth Hormon) adalah kelenjar pituitary. Kelenjar
pituitary terletak dibawah otak manusia. Ukuran kelenjar ini adalah sebesar
kacang kedelai. Walaupun kecil kelenjar ini merupakan raja dari seluruh
kelenjar yang memproduksi hormon ditubuh manusia. Produksi dari HGH (Human
Growth Hormon) sangat mempengaruhi produski hormon-hormon lain di dalam tubuh.
HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur dan
produksinya mencapai puncak pada masa remaja hingga mencapai kadar 1500 µ g
perhari.
Pada pria dan
wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik produksi HG mencapai
350 µ g perhari. Secara normal seseorang akan mengalami penurunan kadar dari GH
sejak usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14% setiap pertumbuhan usia
10 tahun dan akan memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama
sekali pada usia 65 tahun. Penurunan kadar Gh didalam tubuh akan menyebabkan
berbagai mental. Tanda dan gejalanya: tanda- tanda adanya penurunan GH pada
orang dewasa diantaranya antara lain: rambut yang menipis, gusi yang menyusut,
perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban, otot-otot tubuh yang menjadi
tipis, kering dan mengendur, mudah atau senantiasa merasa lelah dan sulit
kembali menjadi bugar walaupun telah beristirahat, persaan tidak menyukai dan
pandangan yang buruk tentang lingkungan sekitar sehingga cenderung suka
menyendiri dan disertai perasaan cemas serta khawatir yang dialami terus
menerus. Kemunduran fisik maupun mental akibat penurunan kadar GH didalam tubuh
dapat diketahui melalui pemeriksaan Insulin Growth Factor (IGF-I) atau yang
juga dikenal dengan Somatomedin C, dan seseorang dianggap mengalami kekurangan
GH apabila didapatkan kadar IGF-I kurang dari ng/ml. Kekurangan Gh dapat
diatasi dengan terapi pemberian hormon atau sulih hormon dengan menggunakan
sediaan GH yang diberikan melalui suntikan dan sediaan tersebut telah banyak
tersedia dipasaran.
Terapi sulih
hormon menggunakan suntikan GH, mengikuti prinsip pemberian dosis kecil dan
dengan jumlah pemberian yang sering biasanya dosis sebesar 0,5 – 1 IU dengan
pemberian sebanyak 3 kali perminggu. Pemberian terapi sulih hormon dengan Gh
menggunakan prinsip tersebut adalah untuk efek samping yang dapat timbul akibat
pemberian GH diantaranya capal Tunnel syndrome, pembengkakan dan rasa nyeri
yang ringan pada tubuh. Pemberian GH tidak boleh dilakukan pada orang-orang
dengan penyakit pada retina (retinopati proliferatif), peninggian tekanan
didalam kepala, penyakit kanker (walaupun masih menjadi kontoversi) dan
relative pemberiannya tidak ditujukan pada wanita yang sedang hamil. Manfaat
dari terapi sulih hormon pada orang yang mengalami kekurangan GH meliputi
peningkatan massa otot sebesar 8,8% dalam terapi selama 6 bulan tanpa melakukan
olahraga, hilangnya lemak sebesar 14,4% dalam terapi selama 6 bulan tanpa
melakukan diet, memiliki tenga taupun kemampuan bekerja yang meningkat,
perbaikan dari organ-organ hati, jantung, limfa dan organ-organ tubuh lainnya
yang terpengaruh oleh bertambahnya usia, perbaikan dari daya ingat, penurunan
tekanan darah yang tinggi,perbaikan sistem daya tahan tubuh terhadap penyakit,
penurunan kadar kolesterol yang merugikan tubuh (kolesterol LDL) dan
meningkatkan kadar keolesterol yang baik (kolesterol HDL), penurunan rasa lelah
dan depresi akibat penuaan, penglihatan dan pendengaran yang tajam, tulang yang
lebih kuat, perbaikan mood, perbaikan dan penampilan tubuh yang ditandai dengan
kembali menebalnya rambut, hilangnya keriput dan selulit dikaki, penebalan
jumlah jaringan ikat dan kolagen kulit yang menyebabkan kulit menjadi tebal,
lentur, dan terlebih mudah.
Hormon-hormon
ini juga dapat berperan dalam meningkatkan kadar atau manfaat dari GH antara
lain melatonin, insulin, hormon tiroid, estrogen, progesteron, gonadotropin,
hormon luteizing, vasopressin, dihidroepiandrosteron (DHEA), tsetoteron,
eritropoetin, dan hormon paratiroid, peningkatan ataupun untuk mempertahankan
kadar GH dapat dilakukan secara alamiah tanpa melalui pemberian obat-obatan.
Cara alamiah tersebut dengan memakan makanan dengan jumlah kalori dan protein
yang cukup terutama makan makanan berupa buah-buahan, daging terutama dari
golongan unggas, telur dan ikan, kurangi konsumsi alkohol, cuka, maupun minuman
atau makanan yang mengandung kafein, gula, permen, kue-kue, pasta, sereal dan
produk-produk olahan dari susu. “ Hindari memiliki berat badan berlebihan
ataupun gemuk, kurang tidur, tingkat stres yang tinggi dalam jangka waktu yang
lama, rokok, obat-obatan atau narkoba. Somatotropin adalah hormon polipeptida
yag memiliki berat molekul 22.000. hormon ini merupakan 10% dari berat kelenjar
hipofisis kering. Hormon polipeptida berasal dari protein berupa 191 rantai
asam amino yang disintesis, disimpan dan dilepaskan oleh sel somatotropin
didalam sayap anterior kelenjar pituitary. Somatotropin disingkat GH untuk
hewan dan rhGH manusia karena faktor DNA rekombinan.
Somatotropin
berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan organ serta
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada
hati untuk mensekresi hormon somatomedin. Sebuah hormon perkembangan yang
memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap sel untuk berkembang biak. Seseorang
yang kelebihan hormon ini akan mengalami pertumbuhan luar biasa yang disebut
gigantisme pada anak dan akromegali pada orang dewasa. Orang yang kekurangan
hormon ini akan mengalami kekerdilan (dwarfisme). Hormon ini dikeluarkan oleh
hipofisis. Disamping hormon pertumbuhan beberapa hormon lain juga berperan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormon tiroid, insulin,
androgen, dan estrogen. Pemberian hormon pertumbuhan pada pasien hipopituitarysme
menyebabkan pertumbuhan normal apabila pengobatan dimulai cukup dini. Pematang
alat kelamin tidak terjadi tanpa pemberian hormon kelamin atau gonadotropin.
Gigantisme dan akromegali tidak pernah dilaporkan terjadi akibat terapi dengan
hormon ini. Hormon pertumbuhan manusia akan berkurang seiring dengn pertambahan
usia. Pada umur 60 tahun volume Hormon pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25%
jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktoe-faktor yang membuat proses
penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah faktor pola hidup
yang tidak sehat.
B. MEKANISME KERJA HORMON
PERTUMBUHAN
Hormon merupakan mediator
kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi
hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut
sebagai fungsi endokrin.
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin
oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah
ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak
setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma
di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks
dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau
Langerhans. Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut
sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker
yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama
untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara
keseluruhan.3
Konsentrasi hormon dalam cairan ekstrasel sangat
rendah berkisar 10-15–10-9. Sel target harus membedakan
antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga antar hormon
dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yang terikat
pada sel target disebut reseptor hormon. Reseptor Hormon adalah molekul
pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek
biologiknya. Umumnya pengikatan Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan
nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma)
atau pun intraselluler. Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan
memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second messenger
(hormon sendiri dianggap sebagai first messenger). Jika hormon sudah
berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka
peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan
reaksi modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada
ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan
dilepaskannya zat-zat pengatur.1
Setiap reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional
yaitu :
1.
Domain pengenal akan mengikat hormon.
2.
Regio sekunder menghasilkan (tranduksi) signal yang
merangkaikan pengaturan beberapa fungsi intrasel .
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi
kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai
kerja hormon di dalam sel.
·
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia
pembentuknya
1.
Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2.
Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.
Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil
4.
Thyroid,Katekolamin
5.
Golongan Polipeptida/Protein
6.
Insulin,Glukagon,GH,TSH
·
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1.
Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam
lemak
2.
Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam
air
·
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.
Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor
intraseluler
2.
Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel
(plasma membran)
·
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai
kerja hormon di dalam sel:kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase
sebagai mediator intraseluler.1,2,3
Hormon kelenjar hipofisis
Secara
embriologis, kedua bagian hipofisis berasal dari dua sumber yang berbeda.
Hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke, yang merupakan invaginasi
epitel faring sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis posterior berasal dari
penonjolan jaringan saraf hipotalamus. Asal mula hipofisis anterior dari epitel
faring ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya, sedangkan asal mula
hipofisis posterior dari jaringan neural dapat menjelaskan adanya sejumlah
besar sel tipe glia dalam kelenjar ini. Terdapat enam hormon peptida yang
penting ditambah beberapa hormon yang kurang penting disekresikan oleh
hipofisis anterior, dan dua hormon peptida penting disekresikan oleh hipofisis
posterior. Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan penting
dalam pengaturan fungsi metabolik di seluruh tubuh. Berikut adalah beberapa
hormon yang disekresi oleh kelenjar hipofisis:3
1. Hormon
pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan
cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan diferensiasi sel.
2. Adrenokortikotropin mengatur
sekresi beberapa hormon adrenokortikol, yang mempengaruhi metabolisme glukosa,
protein, dan lemak.
3. Thyroid-stimulating
hormone (tirotropin) mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin
oleh kelenjar tiroid, dan hormon ini mengatur kecepatan sebagian besar reaksi
kimia dalam tubuh.
4. Prolaktin meningkatkan
pertumbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
5. Dua jenis
hormon gonadotropin, follicle-stimulating hormone dan luteinizing
hormone,mengatur pertumbuhan ovarium dan testis, serta aktivitas hormonal
dan reproduksinya. Kedua hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis
posterior ini mempunyai peran lain.
6. Hormon
antidiuretik (juga disebut vasopresin) mengatur
kecepatan ekskresi air ke dalam urin sehingga membantu mengatur konsentrasi air
dalam cairan tubuh.
7. Oksitosin membantu
menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke puting susu selama pengisapan,
dan kemungkinan membantu pelahiran bayi pada akhir kehamilan.
C. FUNGSI FISIOLOGIS HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan, yang juga disebut sebagai hormon somatotropik atau
somatotropin, merupakan molekul protein kecil yang terdiri dari 191 asam amino
yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22,005.
Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu
untuk tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis
yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari
beberapa tipe sel tertentu seperti pertumbuhan tulang dan sel otot awal. Selain
dari efek umum hormon pertumbuhan dalam menyebabkan pertumbuhan, hormon
pertumbuhan juga mempunyai berbagai efek metabolik yang spesifik, yang meliputi
peningkatan kecepatan sintesis protein di sebagian besar sel tubuh, peningkatan
mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak, peningkatan asam lemak bebas dalam
darah, peningkatan penggunaan asam lemak untuk energi, dan penurunan kecepatan
pemakaian glukosa di seluruh tubuh. Jadi efek hormon pertumbuhan adalah
meningkatkan protein tubuh, menghabiskan simpanan lemak, dan menghemat
karbohidrat.4
Dalam
meningkatkan penyimpanan protein dalam jaringan, hormon pertumbuhan secara
langsung meningkatkan pengangkutan paling sedikit beberapa dan mungkin sebagian
besar asam amino melewati membran sel ke bagian dalam sel. Keadaan ini
meningkatkan konsentrasi asam amino di dalam sel dan diduga setidaknya berperan
sebagian dalam meningkatkan sintesis protein. Pengaturan pengangkutan asam
amino ini mirip dengan efek insulin dalam mengatur pengangkutan glukosa
melewati membran. Bahkan bila konsentrasi asam amino tidak meningkat di dalam
sel, hormon pertumbuhan juga meningkatkan translasi RNA, menyebabkan lebih
banyak protein yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Sesudah
melewati jangka waktu panjang (24 sampai 48 jam), hormon pertumbuhan juga
merangsang transkrip DNA di dalam nukleus, sehingga meningkatkan jumlah
pembentukan RNA. Keadaan ini meningkatkan sintesis protein dan juga
meningkatkan pertumbuhan bila energi, asam amino, vitamin, dan bahan-bahan lain
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tersedia. Keadaan ini mungkin merupakan
fungsi hormon pertumbuhan yang paling penting dalam jangka waktu yang lama.
Selain peningkatan sintesis protein, juga terjadi
penurunan pemecahan protein sel. Kemungkinan alasan untuk keadaan ini adalah
bahwa hormon pertumbuhan juga mengangkut banyak sekali asam lemak bebas dari
jaringan lemak, dan asam lemak bebas ini digunakan untuk menyediakan energi
bagi sel tubuh, sehingga bekerja sebagai “penghemat protein” yang kuat. Secara
ringkasnya, hormon pertumbuhan meningkatkan hampir semua ambilan asam amino dan
sintesis protein oleh sel, sementara pada saat yang sama juga mengurangi
pemecahan protein.4
Hormon
pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan asam lemak
dari jaringan lemak, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh.
Selain itu, di dalam jaringan di seluruh tubuh, hormon pertumbuhan meningkatkan
perubahan asam lemak menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA) dan kemudian
digunakan untuk energi. Oleh karena itu, di bawah pengaruh hormon pertumbuhan,
lebih disukai memakai lemak sebagai energi daripada memakai karbohidrat dan
protein. Kemampuan hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pemakaian lemak,
bersama-sama dengan efek anabolik proteinnya menyebabkan peningkatan massa
tubuh bebas lemak. Akan tetapi, pengangkutan lemak akibat pengaruh hormon
pertumbuhan membutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan peningkatan sintesis
protein selular akibat pengaruh hormon pertumbuhan dapat dimulai dalam waktu
beberapa menit saja. Di bawah pengaruh jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan,
pengangkutan lemak dari jaringan lemak menjadi sangat besar sehingga sejumlah
besar asam asetoasetat dibentuk oleh hati dan dilepaskan ke dalam cairan tubuh,
dengan demikian menyebabkan ketosis. Pengangkutan lemak yang berlebihan dari
jaringan lemak ini juga sering menyebabkan perlemakan hati.4
Selain
itu, hormon pertumbuhan menyebabkan berbagai efek yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat, meliputi pengurangan ambilan glukosa di dalam jaringan seperti
otot skelet dan lemak, peningkatan produksi glukosa oleh hati, dan peningkatan
sekresi insulin. Setiap perubahan ini disebabkan oleh “resistensi insulin”
akibat pengaruh hormon pertumbuhan, yang melemahkan kerja insulin dalam
merangsang pengambilan dan pemakaian glukosa di dalam otot skelet dan lemak,
dan dalam menghambat glukoneogenesis (produksi glukosa) oleh hati; keadaan ini
menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa darah dan peningkatan kompensasi
sekresi insulin.
Karena alasan inilah, efek hormon pertumbuhan
disebut diabetogenik, dan sekresi hormon pertumbuhan yang
berlebihan dapat menimbulkan gangguan metabolik yang sangat mirip dengan
gangguan metabolik pada pasien diabetes tipe II (tidak tergantung insulin),
yang juga sangat resisten terhadap efek metabolik insulin. Kita tidak mengetahui
secara tepat mekanisme resistensi insulin dan pengurangan pemakaian glukosa
oleh sel yang disebabkan hormon pertumbuhan. Akan tetapi, peningkatan
konsentrasi asam lemak dalam darah akibat pengaruh hormon pertumbuhan dapat
mengganggu kerja insulin dalam pemakaian glukosa jaringan. Studi eksperimen
menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam lemak dalam darah di atas normal
dengan cepat akan menurunkan sensitivitas hati dan otot skelet terhadap efek
insulin yang berpengaruh pada metabolisme karbohidrat.4,5
Insulin
dan karbohidrat juga penting untuk kerja hormon pertumbuhan dalam meningkatkan
pertumbuhan. Hormon pertumbuhan gagal menyebabkan pertumbuhan pada seekor hewan
yang tidak memiliki pankreas; hormon pertumbuhan juga gagal menyebabkan pertumbuhan
bila karbohidrat tidak terdapat dalam makanan. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas insulin yang adekuat dan ketersediaan karbohidrat dalam jumlah yang
adekuat diperlukan agar kerja hormon pertumbuhan menjadi efektif. Sebagian dari
kebutuhan karbohidrat dan insulin ini adalah untuk menyediakan energi yang
dibutuhkan untuk metabolisme pertumbuhan, tapi tampaknya ada efek yang lain
juga. Yang khususnya penting adalah kemampuan insulin untuk meningkatkan
pengangkutan beberapa asam amino ke dalam sel dengan cara yang sama seperti
insulin meningkatkan pengangkutan glukosa.4
Walaupun
hormon pertumbuhan merangsang peningkatan timbunan protein dan meningkatkan
pertumbuhan di hampir semua jaringan tubuh, efek hormon pertumbuhan yang paling
jelas adalah meningkatkan pertumbuhan struktur rangka. Keadaan ini disebabkan
oleh berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi peningkatan
timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang menyebabkan
pertumbuhan tulang, juga meningkatkan kecepatan reproduksi sel-sel ini, dan
efek spesifik dalam mengubah kondrosit menjadi sel osteogenik, sehingga
menyebabkan timbunan tulang yang baru. Ada dua mekanisme utama pertumbuhan
tulang: Pertama, sebagai respons terhadap rangsangan hormon pertumbuhan, tulang
panjang tumbuh secara memanjang pada kartilago epifisisnya, tempat epifisis
dipisahkan dari batang tulang pada bagian ujung tulang.
Pertumbuhan ini mula-mula menyebabkan penimbunan
kartilago yang baru, diikuti pengubahan kartilago ini menjadi tulang yang baru,
sehingga membuat batang tulang semakin panjang dan mendorong epifisis semakin
jauh terpisah. Pada waktu yang sama, kartilago epifisis sendiri secara
berangsur-angsur dipergunakan, sehingga pada usia remaja lanjut, tidak tersedia
lagi tambahan kartilago epifisis untuk pertumbuhan tulang panjang lebih lanjut.
Pada waktu ini, terjadi penyatuan tulang antara batang tulang dan epifisis pada
masing-masing ujungnya, sehingga pemanjangan tulang panjang tidak dapat terjadi
lagi. Kedua, osteoblas di dalam periosteum tulang dan dalam beberapa kavitas
tulang membentuk tulang baru pada permukaan tulang yang lama. Secara bersamaan,
osteoklas di dalam tulang meresorpsi tulang yang lama. Bila kecepatan
pembentukan lebih besar dari resorpsi, ketebalan tulang akan meningkat. Hormon
pertumbuhan dengan kuat merangsang osteoblas. Oleh karena itu, tulang dapat
terus menebal sepanjang hidup di bawah pengaruh hormon pertumbuhan. Hal ini
terjadi terutama pada tulang membranosa. Sebagai contoh, tulang rahang masih dapat
dirangsang untuk tumbuh bahkan setelah usia remaja, menyebabkan pipi menonjol
ke depan dan merendahkan gigi. Demikian juga, tulang tengkorak dapat bertambah
tebal dan membentuk tonjolan tulang di atas mata.4
Bila
hormon pertumbuhan disuplai langsung ke kondrosit kartilago yang dikultur di
luar tubuh, proliferasi atau pembesaran kondrosit biasanya gagal. Namun hormon
pertumbuhan yang disuntikkan ke dalam hewan yang utuh menyebabkan proliferasi
dan pertumbuhan sel yang sama. Secara singkat, telah diketahui bahwa hormon
pertumbuhan menyebabkan hati (dan sebagian kecil jaringan yang lain) membentuk
beberapa protein kecil yang disebut somatomedin, yang memiliki efek kuat dalam
meningkatkan semua aspek pertumbuhan tulang. Efek somatomedin terhadap pertumbuhan
banyak yang mirip dengan efek insulin terhadap pertumbuhan. Oleh karena itu,
somatomedin disebut juga faktor pertumbuhan yang mirip insulin (IGF). Paling
sedikit empat jenis somatomedin telah diisolasi, tetapi sejauh ini yang paling
penting adalah somatomedin C (juga disebut IGF 1). Berat molekul somatomedin C
kira-kira 7500, dan konsentrasinya di dalam plasma mendekati kecepatan sekresi
hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan berikatan lemah dengan protein plasma di
dalam darah. Oleh karena itu, hormon pertumbuhan dilepaskan dari darah ke dalam
jaringan dengan cepat, dengan waktu paruh di dalam darah kurang dari 20 menit.
Sebaliknya
somatomedin C berikatan kuat pada protein pembawa (carrier) di dalam
darah yang, seperti halnya dengan somatomedin, diproduksi sebagai respons
terhadap pertumbuhan. Akibatnya, somatomedin C dilepaskan dengan lambat dari
darah ke jaringan, dengan waktu paruh kira-kira 20 jam. Keadaan ini sangat
memanjangkan efek ledakan sekresi hormon pertumbuhan yang meningkatkan pertumbuhan.5
D. REGULASI PERTUMBUHAN
Hormon
pertumbuhan disekresikan dalam suatu pola pulsatil, meningkat dan menurun.
Mekanisme yang mengatur sekresi hormon pertumbuhan secara tepat belum
sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang berkaitan dengan keadaan
nutrisi pasien atau berkaitan dengan stress yang dapat merangsang sekresi,
yaitu kelaparan (terutama pada defisiensi protein yang berat), hipoglikemi
(atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah), olah raga, ketegangan, dan
trauma. Hormon pertumbuhan juga secara khas meningkat pada 2 jam pertama tidur
lelap. Tabel 1 meringkas beberapa faktor yang mempengaruhi sekresi hormon
pertumbuhan.
E. ANATOMI
HORMON PERTUMBUHAN
F.
OBAT-OBATAN HORMON PERTUMBUHAN
Obat Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan digunakan untuk mengatasi kekurangan hormon pada anak
dan dewasa (lihat pedoman di bawah). Pada anak digunakan untuk sindrom
Prader-Willi, sindrom Turner’s dan insufisiensi ginjal kronik; hormon
pertumbuhan juga digunakan pada pada gangguan pertumbuhan pada anak dengan
berat badan yang rendah saat dilahirkan. Hormon pertumbuhan yang berasal dari
manusia (HGH; somatropin) telah digantikan oleh hormon pertumbuhan human
sequence yaitu somatropin yang diproduksi dengan menggunakan teknologi DNA
rekombinan. Pedoman penggunaan somatropin untuk anak yang mengalami kegagalan
pertumbuhan dengan: - terbukti kekurangan hormon pertumbuhan - sindrom Turner’s
- sindrom Prader-Willi - kegagalan ginjal kronik sebelum masa pubertas
Pengobatan sebaiknya dimulai dan diawasi oleh dokter anak berpengalaman dalam
menangani gangguan hormon pertumbuhan; pengobatan dapat dilanjutkan oleh dokter
umum yang telah memperoleh informasi protokol pengobatan. Pengobatan sebaiknya
dihentikan jika respon tidak terlihat (peningkatan kecepatan pertumbuhan anak
kurang dari 50% dibanding awal pengobatan) pada tahun pertama pengobatan. Pada
anak dengan kegagalan ginjal kronik, pengobatan sebaiknya dihentikan setelah
transplantasi ginjal dan tidak boleh diulang selama 1 tahun. Penggunaan
somatropin untuk dewasa, hanya jika memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: -
Defisiensi hormon pertumbuhan yang berat, dipastikan dengan metode yang tepat -
Kualitas hidup yang sangat menurun, diukur dengan kuesioner khusus - Telah menerima
pengobatan untuk kasus defisiensi hormon pituitari lain Pengobatan somatropin
sebaiknya dihentikan jika selama 9 bulan tidak ada perbaikan kualitas hidup;
pengobatan sebaiknya dilanjutkan hingga tercapai massa tulang maksimal.
Pengobatan dengan somatropin sebaiknya dilakukan oleh dokter yang berpengalaman
dalam menangani gangguan hormon pertumbuhan.
Contoh obat :
Monografi
SOMATROPIN (SOMATOTROPIN)
Indikasi:
pengobatan jangka panjang pada gangguan pertumbuhan anak yang
disebabkan: insufisiensi sekresi hormon pertumbuhan, Turner Syndrome, insufisiensi
ginjal kronik, born small for gestational- age, Prader-Willi Syndrome.
Somatropin juga memperbaiki bentuk tubuh anak denganPrader-Willi Syndrome.
Untuk terapi sulih pada orang dewasa dengan defisiensi hormon pertumbuhan.
Peringatan:
dilaporkan kejadian fatal pada penggunaan hormon pertumbuhan anak dengan
Prader-Willi Syndrome dengan satu atau lebih faktor risiko: obesitas berat,
riwayat kegagalan pernafasan atau apnoea saat tidur atau infeksi pernafasan
yang tidak teridentifikasi. Kemungkinan lain adalah faktor jenis kelamin laki.
Penderita dengan Prader-Willi Syndrome harus dievaluasi untuk upper airway
obstruction, apnoea saat tidur atau infeksi pernafasan sebelum memulai
pengobatan dengan Somatropin.Jika selama evaluasi upper airway obstruction,
ditemukan kelainan patologi anak harus dirujuk ke spesialis THT untuk
pengobatan dan resolusi gangguan pernafasan terutama untuk pengobatan awal
hormon pertumbuhan. Semua penderita Prader-Willi Syndrome harus dievaluasi
untuk sleep apnoea dan dimonitor jika dicurigai ada sleep apnoea. Tidak ada
studi pada wanita hamil. Diabetes melitus (mungkin diperlukan penyesuaian dosis
antidiabetik), papiloedema, defisiensi hormon pituitary lain, riwayat
keganasan, kelainan epipisis pada panggul, hipertensi intrakranial yang jelas,
tidak dianjurkan pemberian obat menjelang pubertas pada anak born small for
gestational age, Silver-Russell Syndrome, lokasi penyuntikan berpindah untuk
mencegah lipoatropi, menyusui.
Interaksi:
dapat meningkatkan bersihan senyawa yang dimetabolisme dengan sitokrom
P4503A4 (misalnya sex steroids, kortikosteroid, antikonvulsan dan siklosporin),
lihat lampiran 1.
Kontraindikasi:
penderita yang mempunyai riwayat aktifitas neoplastik dan penderita
dengan pertumbuhan tumor intrakranial benign yang tidak terkontrol. Pengobatan
antitumor harus diselesaikan sebelum menggunakan somatropin. Penderita dengan
penyakit kritis akut dengan komplikasi setelah operasi jantung dan perut,
multiple accidental trauma atau kegagalan pernafasan akut. Penderita dengan
Prader-Willi Syndrome yang obesitas berat atau kegagalan pernafasan berat.
Tidak boleh digunakan untuk promosi pertumbuhan pada anak dengan closed
epiphyses, kehamilan.
Efek Samping:
dikenali pada penderita dewasa udema periferal, kaku pada ekstremitis,
artralgia, mialgia dan paraestesia. Pada anak efek samping terjadi lebih
jarang. Reaksi kulit lokal pada daerah injeksi. Jarang terjadi hipertensi
intrakranial benign dan Diabetes melitus tipe II. Menurunkan nilai kortisol
serum, kemungkinan dengan mempengaruhi protein pembawa atau dengan meningkatkan
bersihan hati. Terapi pengganti kortikosteroid harus dipastikan sebelum memulai
pengobatan genotropin. Sangat jarang terjadi leukemia pada anak dengan
defisiensi hormon pertumbuhan yang diobati somatropin, tetapi timbul juga pada
anak tanpa defisiensi hormon pertumbuhan.
Dosis:
Dosis perhari untuk indikasi:
Defisiensi hormon pertumbuhan:0.025 - 0.035 mg/kg bb; 0.07-0.10 IU/kg bb; 0.07-0.10 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT);2.1-3.0 IU/m2 LPT;
Turner syndrome: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT
Insufisiensi ginjal kronis: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT; Prader-Willi Syndrome: 0.035 mg/kg bb; 0.10 IU/kg bb; 1.0 mg/m2 LPT; 3.0 IU/m2 LPT; Small for gestational age: 0.035-0.067 mg/kg bb; 0.10-0.20 IU/kg bb; 1.0-2.0 mg/m2 LPT; 3.0?6.0 IU/m2 LPT. Anjuran dosis untuk pasien defisiensi hormon pertumbuhan pada dewasa, dosis awal 0,15 mg- 0,30 mg (0,45-0,9 IU) per hari.
Defisiensi hormon pertumbuhan:0.025 - 0.035 mg/kg bb; 0.07-0.10 IU/kg bb; 0.07-0.10 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT);2.1-3.0 IU/m2 LPT;
Turner syndrome: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT
Insufisiensi ginjal kronis: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT; Prader-Willi Syndrome: 0.035 mg/kg bb; 0.10 IU/kg bb; 1.0 mg/m2 LPT; 3.0 IU/m2 LPT; Small for gestational age: 0.035-0.067 mg/kg bb; 0.10-0.20 IU/kg bb; 1.0-2.0 mg/m2 LPT; 3.0?6.0 IU/m2 LPT. Anjuran dosis untuk pasien defisiensi hormon pertumbuhan pada dewasa, dosis awal 0,15 mg- 0,30 mg (0,45-0,9 IU) per hari.
Cara Alami Tingkatkan Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (GH)
adalah hormon berbasis protein peptida. Merangsang pertumbuhan, reproduksi sel
dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam
191 amino, tunggal-rantai polipeptida yang disintesis, disimpan, dan
dikeluarkan oleh sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar pituitari
anterior.
Somatotropin merujuk pada
hormon pertumbuhan 1 yang diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan
istilah somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh DNA
rekombinan teknologi, dan adalah disingkat “HGH” pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan dalam
pengobatan untuk mengobati anak-anak pertumbuhan gangguan dan defisiensi hormon
pertumbuhan dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi penggantian hormon
pertumbuhan telah menjadi populer di pertempuran melawan penuaan dan obesitas.
Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk memperlambat proses penuaan pada tubuh. Belakangan muncul beragam laporan
riset tentang potensi pemberian hormon pertumbuhan manusia (HGH) sintetik
sebagai salah satu cara mencegah penuaan. Namun benarkah hal itu efektif? Sains
akan mengujinya.
Hormon pertumbuhan atau growth
hormone diproduksi secara alami oleh kelenjar pituary (hipofisis) – struktur
kecil di dasar otak – yang berperan penting dalam membantu pertumbuhan dan
menjaga vitalitas jaringan serta organ. Namun, seiring bertambahnya usia,
kelenjar hipofisis cenderung menghasilkan lebih sedikit hormon pertumbuhan –
sehingga menyebabkan degenerasi.
Menurut para ahli dari Mayo Clinic
Amerika Serikat, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa pemberian hormon
pertumbuhan manusia (HGH) sintetis dapat memperlambat atau menghentikan proses
penuaan, atau membantu mengembalikan vitalitas.
Meski begitu, pemberian hormon ini
juga memiliki risiko efek samping, mulai dari masalah kecil seperti carpal
tunnel sindrom dan nyeri sendi. Sedangkan untuk efek samping yang lebih serius
dapat menyebabkan diabetes dan penyakit jantung.
Namun Anda tidak perlu khawatir. Ada cara yang lebih aman dan tanpa efek samping untuk meningkatkan hormon pertumbuhan Anda. Berikut tipnya seperti dikutip dari majalah Life Extension berikut ini :
Namun Anda tidak perlu khawatir. Ada cara yang lebih aman dan tanpa efek samping untuk meningkatkan hormon pertumbuhan Anda. Berikut tipnya seperti dikutip dari majalah Life Extension berikut ini :
1.
Menyingkirkan
lemak perut dapat membantu membalikkan penurunan produksi HGH (human growth
hormone). Penelitian juga menemukan, dengan melakukan aktivitas fisik dan tetap
aktif dapat mengoptimalkan tingkat HGH dalam tubuh seseorang.
2.
Pastikan
ketahui apa yang Anda makan. Life Extension menuliskan bahwa seseorang harus
menjauhi konsumsi karbohidrat yang tinggi indeks glikemiknya, di mana telah
terbukti dapat menghambat sekresi HGH. Sebaliknya, mengonsumsi makanan ringan
yang tinggi protein dan rendah karbohidrat sebelum tidur yang tinggi protein
dan rendah karbohidrat akan dapat membantu dalam produksi HGH.
3.
Cukup waktu
istirahat. Sebagaian besar produksi hormon pertumbuhan (HGH) umumnya terjadi
selama tidur. Pola tidur yang buruk dapat memberikan kontribusi dalam penurunan
produksi HGH yang lebih rendah dalam tubuh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hormon pertumbuhan manusia
atau yang biasa disebut dengan HGH ( HumanGrowth hormon ) adalah suatu hormon
anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh ,
terutama pada masa anak anak dan puberitas. Growth hormone berperan meningkatkan
ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ didalam tubuh. HG
bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil samapi dia tumbuh
besar. Setelah manusia sudah tumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak
berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap
pada kondisi yang prima.
B. Saran
Hormon prtumbuhan memiliki
efek penting pada metabolisme protein, lipid dan karbohidrat dengan mekanisme
kerja yang belum jelas. Hormon lain yaitu insulin, glukokortikoid, ketakolamin
dan glucagon juga berpengaruh terhadap pengaruh zat- zat ini. Dalam beberapa
kasus, efek langsung hormon pertumbuhan telah jelas menunjukan pada orang lain,
IGF-I dianggap sebagai mediator kritis dan beberapa kasus tampak bahwa efek baik
langsung dan tidak langsung yang berperan
DAFTAR PUSTAKA
H.syafudin,B.AC.Drs. Anatomi
fisiologi.edisi;2.1997.EGC,jakarta
Parwiroharji,sarwono. 2005.
Ilmu kandungan jakarta:Yayasan bina pustaka
Farmakologi dan
terapi.1995.jakarta.fakultas kedoteran-unifersitas indonesia