Minggu, 21 Juni 2015

Makalah Hormon Pertumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter. Begitu juga manusia memiliki pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang baru lahir tent berbeda dengan orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya ukran tubuh saja yang menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga menjadi semakin matang. Tidak seperti makhluk hidup lainnya, pada manusia perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak namun juga banyak aspek lainnya.
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH(Human Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolic yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh terutama pada masa  anak-anak dan puberitas. Growth Hormon berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot, dan organ-organ dalam tubuh. HG bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.

B.  TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya tentang hormon pertumbuhan pada manusia. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan tentang hormon pertumbuhan untuk semua pembaca.





BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut HGH (Human Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan dalam tubuh, terutama pada masa  anak-anak dan puberitas. Growth Hormon berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot, dan organ-organ dalam tubuh. HG bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.
Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan otak. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (Human Growth Hormon) adalah kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary terletak dibawah otak manusia. Ukuran kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil kelenjar ini merupakan raja dari seluruh kelenjar yang memproduksi hormon ditubuh manusia. Produksi dari HGH (Human Growth Hormon) sangat mempengaruhi produski hormon-hormon lain di dalam tubuh. HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur dan produksinya mencapai puncak pada masa remaja hingga mencapai kadar 1500 µ g perhari.
Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik produksi HG mencapai 350 µ g perhari. Secara normal seseorang akan mengalami penurunan kadar dari GH sejak usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14% setiap pertumbuhan usia 10 tahun dan akan memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama sekali pada usia 65 tahun. Penurunan kadar Gh didalam tubuh akan menyebabkan berbagai mental. Tanda dan gejalanya: tanda- tanda adanya penurunan GH pada orang dewasa diantaranya antara lain: rambut yang menipis, gusi yang menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban, otot-otot tubuh yang menjadi tipis, kering dan mengendur, mudah atau senantiasa merasa lelah dan sulit kembali menjadi bugar walaupun telah beristirahat, persaan tidak menyukai dan pandangan yang buruk tentang lingkungan sekitar sehingga cenderung suka menyendiri dan disertai perasaan cemas serta khawatir yang dialami terus menerus. Kemunduran fisik maupun mental akibat penurunan kadar GH didalam tubuh dapat diketahui melalui pemeriksaan Insulin Growth Factor (IGF-I) atau yang juga dikenal dengan Somatomedin C, dan seseorang dianggap mengalami kekurangan GH apabila didapatkan kadar IGF-I kurang dari ng/ml. Kekurangan Gh dapat diatasi dengan terapi pemberian hormon atau sulih hormon dengan menggunakan sediaan GH yang diberikan melalui suntikan dan sediaan tersebut telah banyak tersedia dipasaran.
Terapi sulih hormon menggunakan suntikan GH, mengikuti prinsip pemberian dosis kecil dan dengan jumlah pemberian yang sering biasanya dosis sebesar 0,5 – 1 IU dengan pemberian sebanyak 3 kali perminggu. Pemberian terapi sulih hormon dengan Gh menggunakan prinsip tersebut adalah untuk efek samping yang dapat timbul akibat pemberian GH diantaranya capal Tunnel syndrome, pembengkakan dan rasa nyeri yang ringan pada tubuh. Pemberian GH tidak boleh dilakukan pada orang-orang dengan penyakit pada retina (retinopati proliferatif), peninggian tekanan didalam kepala, penyakit kanker (walaupun masih menjadi kontoversi) dan relative pemberiannya tidak ditujukan pada wanita yang sedang hamil. Manfaat dari terapi sulih hormon pada orang yang mengalami kekurangan GH meliputi peningkatan massa otot sebesar 8,8% dalam terapi selama 6 bulan tanpa melakukan olahraga, hilangnya lemak sebesar 14,4% dalam terapi selama 6 bulan tanpa melakukan diet, memiliki tenga taupun kemampuan bekerja yang meningkat, perbaikan dari organ-organ hati, jantung, limfa dan organ-organ tubuh lainnya yang terpengaruh oleh bertambahnya usia, perbaikan dari daya ingat, penurunan tekanan darah yang tinggi,perbaikan sistem daya tahan tubuh terhadap penyakit, penurunan kadar kolesterol yang merugikan tubuh (kolesterol LDL) dan meningkatkan kadar keolesterol yang baik (kolesterol HDL), penurunan rasa lelah dan depresi akibat penuaan, penglihatan dan pendengaran yang tajam, tulang yang lebih kuat, perbaikan mood, perbaikan dan penampilan tubuh yang ditandai dengan kembali menebalnya rambut, hilangnya keriput dan selulit dikaki, penebalan jumlah jaringan ikat dan kolagen kulit yang menyebabkan kulit menjadi tebal, lentur, dan terlebih mudah.
Hormon-hormon ini juga dapat berperan dalam meningkatkan kadar atau manfaat dari GH antara lain melatonin, insulin, hormon tiroid, estrogen, progesteron, gonadotropin, hormon luteizing, vasopressin, dihidroepiandrosteron (DHEA), tsetoteron, eritropoetin, dan hormon paratiroid, peningkatan ataupun untuk mempertahankan kadar GH dapat dilakukan secara alamiah tanpa melalui pemberian obat-obatan. Cara alamiah tersebut dengan memakan makanan dengan jumlah kalori dan protein yang cukup terutama makan makanan berupa buah-buahan, daging terutama dari golongan unggas, telur dan ikan, kurangi konsumsi alkohol, cuka, maupun minuman atau makanan yang mengandung kafein, gula, permen, kue-kue, pasta, sereal dan produk-produk olahan dari susu. “ Hindari memiliki berat badan berlebihan ataupun gemuk, kurang tidur, tingkat stres yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, rokok, obat-obatan atau narkoba. Somatotropin adalah hormon polipeptida yag memiliki berat molekul 22.000. hormon ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering. Hormon polipeptida berasal dari protein berupa 191 rantai asam amino yang disintesis, disimpan dan dilepaskan oleh sel somatotropin didalam sayap anterior kelenjar pituitary. Somatotropin disingkat GH untuk hewan dan rhGH manusia karena faktor DNA rekombinan.
Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan organ serta mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk mensekresi hormon somatomedin. Sebuah hormon perkembangan yang memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap sel untuk berkembang biak. Seseorang yang kelebihan hormon ini akan mengalami pertumbuhan luar biasa yang disebut gigantisme pada anak dan akromegali pada orang dewasa. Orang yang kekurangan hormon ini akan mengalami kekerdilan (dwarfisme). Hormon ini dikeluarkan oleh hipofisis. Disamping hormon pertumbuhan beberapa hormon lain juga berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormon tiroid, insulin, androgen, dan estrogen. Pemberian hormon pertumbuhan pada pasien hipopituitarysme menyebabkan pertumbuhan normal apabila pengobatan dimulai cukup dini. Pematang alat kelamin tidak terjadi tanpa pemberian hormon kelamin atau gonadotropin. Gigantisme dan akromegali tidak pernah dilaporkan terjadi akibat terapi dengan hormon ini. Hormon pertumbuhan manusia akan berkurang seiring dengn pertambahan usia. Pada umur 60 tahun volume Hormon pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktoe-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah faktor pola hidup yang tidak sehat.
B. MEKANISME KERJA HORMON PERTUMBUHAN
       Hormon merupakan  mediator kimia yang  mengatur aktivitas sel / organ tertentu.  Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara  dimana  hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi endokrin.
Ini bisa dilihat  dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang  akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam  ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans. Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai  fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.3
Konsentrasi hormon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15–10-9. Sel target harus membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil,  juga antar hormon dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yang terikat pada sel target disebut reseptor hormon. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Umumnya pengikatan Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler. Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai  second messenger  (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger). Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan dilepaskannya zat-zat pengatur.1

Setiap reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional yaitu :
1.       Domain pengenal akan mengikat hormon.
2.       Regio sekunder menghasilkan (tranduksi) signal yang merangkaikan pengaturan beberapa fungsi intrasel .
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor  dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
·          Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
1.                Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2.                Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.                Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil
4.                Thyroid,Katekolamin
5.                Golongan Polipeptida/Protein
6.                Insulin,Glukagon,GH,TSH
·          Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1.                Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2.                Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
·          Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.                Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.                Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
·          Berdasarkan sifat sinyal  yang  mengantarai kerja hormon di dalam sel:kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+,     Fosfoinositol, Lintasan  Kinase sebagai mediator intraseluler.1,2,3

Hormon kelenjar hipofisis
            Secara embriologis, kedua bagian hipofisis berasal dari dua sumber yang berbeda. Hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke, yang merupakan invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis posterior berasal dari penonjolan jaringan saraf hipotalamus. Asal mula hipofisis anterior dari epitel faring ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya, sedangkan asal mula hipofisis posterior dari jaringan neural dapat menjelaskan adanya sejumlah besar sel tipe glia dalam kelenjar ini. Terdapat enam hormon peptida yang penting ditambah beberapa hormon yang kurang penting disekresikan oleh hipofisis anterior, dan dua hormon peptida penting disekresikan oleh hipofisis posterior. Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan penting dalam pengaturan fungsi metabolik di seluruh tubuh. Berikut adalah beberapa hormon yang disekresi oleh kelenjar hipofisis:3
1.       Hormon pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan diferensiasi sel.
2.       Adrenokortikotropin mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikol, yang mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak.
3.       Thyroid-stimulating hormone (tirotropin) mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan hormon ini mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh.
4.       Prolaktin meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
5.       Dua jenis hormon gonadotropin, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone,mengatur pertumbuhan ovarium dan testis, serta aktivitas hormonal dan reproduksinya. Kedua hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior ini mempunyai peran lain.
6.       Hormon antidiuretik (juga disebut vasopresin) mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin sehingga membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
7.       Oksitosin membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke puting susu selama pengisapan, dan kemungkinan membantu pelahiran bayi pada akhir kehamilan.

C. FUNGSI FISIOLOGIS HORMON PERTUMBUHAN
             Hormon pertumbuhan, yang juga disebut sebagai hormon somatotropik atau somatotropin, merupakan molekul protein kecil yang terdiri dari 191 asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22,005. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu untuk tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel tertentu seperti pertumbuhan tulang dan sel otot awal. Selain dari efek umum hormon pertumbuhan dalam menyebabkan pertumbuhan, hormon pertumbuhan juga mempunyai berbagai efek metabolik yang spesifik, yang meliputi peningkatan kecepatan sintesis protein di sebagian besar sel tubuh, peningkatan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak, peningkatan asam lemak bebas dalam darah, peningkatan penggunaan asam lemak untuk energi, dan penurunan kecepatan pemakaian glukosa di seluruh tubuh. Jadi efek hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein tubuh, menghabiskan simpanan lemak, dan menghemat karbohidrat.4
            Dalam meningkatkan penyimpanan protein dalam jaringan, hormon pertumbuhan secara langsung meningkatkan pengangkutan paling sedikit beberapa dan mungkin sebagian besar asam amino melewati membran sel ke bagian dalam sel. Keadaan ini meningkatkan konsentrasi asam amino di dalam sel dan diduga setidaknya berperan sebagian dalam meningkatkan sintesis protein. Pengaturan pengangkutan asam amino ini mirip dengan efek insulin dalam mengatur pengangkutan glukosa melewati membran. Bahkan bila konsentrasi asam amino tidak meningkat di dalam sel, hormon pertumbuhan juga meningkatkan translasi RNA, menyebabkan lebih banyak protein yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Sesudah melewati jangka waktu panjang (24 sampai 48 jam), hormon pertumbuhan juga merangsang transkrip DNA di dalam nukleus, sehingga meningkatkan jumlah pembentukan RNA. Keadaan ini meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatkan pertumbuhan bila energi, asam amino, vitamin, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tersedia. Keadaan ini mungkin merupakan fungsi hormon pertumbuhan yang paling penting dalam jangka waktu yang lama.
Selain peningkatan sintesis protein, juga terjadi penurunan pemecahan protein sel. Kemungkinan alasan untuk keadaan ini adalah bahwa hormon pertumbuhan juga mengangkut banyak sekali asam lemak bebas dari jaringan lemak, dan asam lemak bebas ini digunakan untuk menyediakan energi bagi sel tubuh, sehingga bekerja sebagai “penghemat protein” yang kuat. Secara ringkasnya, hormon pertumbuhan meningkatkan hampir semua ambilan asam amino dan sintesis protein oleh sel, sementara pada saat yang sama juga mengurangi pemecahan protein.4
            Hormon pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan asam lemak dari jaringan lemak, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh. Selain itu, di dalam jaringan di seluruh tubuh, hormon pertumbuhan meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA) dan kemudian digunakan untuk energi. Oleh karena itu, di bawah pengaruh hormon pertumbuhan, lebih disukai memakai lemak sebagai energi daripada memakai karbohidrat dan protein. Kemampuan hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pemakaian lemak, bersama-sama dengan efek anabolik proteinnya menyebabkan peningkatan massa tubuh bebas lemak. Akan tetapi, pengangkutan lemak akibat pengaruh hormon pertumbuhan membutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan peningkatan sintesis protein selular akibat pengaruh hormon pertumbuhan dapat dimulai dalam waktu beberapa menit saja. Di bawah pengaruh jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak dari jaringan lemak menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam asetoasetat dibentuk oleh hati dan dilepaskan ke dalam cairan tubuh, dengan demikian menyebabkan ketosis. Pengangkutan lemak yang berlebihan dari jaringan lemak ini juga sering menyebabkan perlemakan hati.4
            Selain itu, hormon pertumbuhan menyebabkan berbagai efek yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, meliputi pengurangan ambilan glukosa di dalam jaringan seperti otot skelet dan lemak, peningkatan produksi glukosa oleh hati, dan peningkatan sekresi insulin. Setiap perubahan ini disebabkan oleh “resistensi insulin” akibat pengaruh hormon pertumbuhan, yang melemahkan kerja insulin dalam merangsang pengambilan dan pemakaian glukosa di dalam otot skelet dan lemak, dan dalam menghambat glukoneogenesis (produksi glukosa) oleh hati; keadaan ini menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa darah dan peningkatan kompensasi sekresi insulin.
Karena alasan inilah, efek hormon pertumbuhan disebut diabetogenik, dan sekresi hormon pertumbuhan yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan metabolik yang sangat mirip dengan gangguan metabolik pada pasien diabetes tipe II (tidak tergantung insulin), yang juga sangat resisten terhadap efek metabolik insulin. Kita tidak mengetahui secara tepat mekanisme resistensi insulin dan pengurangan pemakaian glukosa oleh sel yang disebabkan hormon pertumbuhan. Akan tetapi, peningkatan konsentrasi asam lemak dalam darah akibat pengaruh hormon pertumbuhan dapat mengganggu kerja insulin dalam pemakaian glukosa jaringan. Studi eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam lemak dalam darah di atas normal dengan cepat akan menurunkan sensitivitas hati dan otot skelet terhadap efek insulin yang berpengaruh pada metabolisme karbohidrat.4,5
            Insulin dan karbohidrat juga penting untuk kerja hormon pertumbuhan dalam meningkatkan pertumbuhan. Hormon pertumbuhan gagal menyebabkan pertumbuhan pada seekor hewan yang tidak memiliki pankreas; hormon pertumbuhan juga gagal menyebabkan pertumbuhan bila karbohidrat tidak terdapat dalam makanan. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas insulin yang adekuat dan ketersediaan karbohidrat dalam jumlah yang adekuat diperlukan agar kerja hormon pertumbuhan menjadi efektif. Sebagian dari kebutuhan karbohidrat dan insulin ini adalah untuk menyediakan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme pertumbuhan, tapi tampaknya ada efek yang lain juga. Yang khususnya penting adalah kemampuan insulin untuk meningkatkan pengangkutan beberapa asam amino ke dalam sel dengan cara yang sama seperti insulin meningkatkan pengangkutan glukosa.4
            Walaupun hormon pertumbuhan merangsang peningkatan timbunan protein dan meningkatkan pertumbuhan di hampir semua jaringan tubuh, efek hormon pertumbuhan yang paling jelas adalah meningkatkan pertumbuhan struktur rangka. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi peningkatan timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang menyebabkan pertumbuhan tulang, juga meningkatkan kecepatan reproduksi sel-sel ini, dan efek spesifik dalam mengubah kondrosit menjadi sel osteogenik, sehingga menyebabkan timbunan tulang yang baru. Ada dua mekanisme utama pertumbuhan tulang: Pertama, sebagai respons terhadap rangsangan hormon pertumbuhan, tulang panjang tumbuh secara memanjang pada kartilago epifisisnya, tempat epifisis dipisahkan dari batang tulang pada bagian ujung tulang.
Pertumbuhan ini mula-mula menyebabkan penimbunan kartilago yang baru, diikuti pengubahan kartilago ini menjadi tulang yang baru, sehingga membuat batang tulang semakin panjang dan mendorong epifisis semakin jauh terpisah. Pada waktu yang sama, kartilago epifisis sendiri secara berangsur-angsur dipergunakan, sehingga pada usia remaja lanjut, tidak tersedia lagi tambahan kartilago epifisis untuk pertumbuhan tulang panjang lebih lanjut. Pada waktu ini, terjadi penyatuan tulang antara batang tulang dan epifisis pada masing-masing ujungnya, sehingga pemanjangan tulang panjang tidak dapat terjadi lagi. Kedua, osteoblas di dalam periosteum tulang dan dalam beberapa kavitas tulang membentuk tulang baru pada permukaan tulang yang lama. Secara bersamaan, osteoklas di dalam tulang meresorpsi tulang yang lama. Bila kecepatan pembentukan lebih besar dari resorpsi, ketebalan tulang akan meningkat. Hormon pertumbuhan dengan kuat merangsang osteoblas. Oleh karena itu, tulang dapat terus menebal sepanjang hidup di bawah pengaruh hormon pertumbuhan. Hal ini terjadi terutama pada tulang membranosa. Sebagai contoh, tulang rahang masih dapat dirangsang untuk tumbuh bahkan setelah usia remaja, menyebabkan pipi menonjol ke depan dan merendahkan gigi. Demikian juga, tulang tengkorak dapat bertambah tebal dan membentuk tonjolan tulang di atas mata.4
            Bila hormon pertumbuhan disuplai langsung ke kondrosit kartilago yang dikultur di luar tubuh, proliferasi atau pembesaran kondrosit biasanya gagal. Namun hormon pertumbuhan yang disuntikkan ke dalam hewan yang utuh menyebabkan proliferasi dan pertumbuhan sel yang sama. Secara singkat, telah diketahui bahwa hormon pertumbuhan menyebabkan hati (dan sebagian kecil jaringan yang lain) membentuk beberapa protein kecil yang disebut somatomedin, yang memiliki efek kuat dalam meningkatkan semua aspek pertumbuhan tulang. Efek somatomedin terhadap pertumbuhan banyak yang mirip dengan efek insulin terhadap pertumbuhan. Oleh karena itu, somatomedin disebut juga faktor pertumbuhan yang mirip insulin (IGF). Paling sedikit empat jenis somatomedin telah diisolasi, tetapi sejauh ini yang paling penting adalah somatomedin C (juga disebut IGF 1). Berat molekul somatomedin C kira-kira 7500, dan konsentrasinya di dalam plasma mendekati kecepatan sekresi hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan berikatan lemah dengan protein plasma di dalam darah. Oleh karena itu, hormon pertumbuhan dilepaskan dari darah ke dalam jaringan dengan cepat, dengan waktu paruh di dalam darah kurang dari 20 menit.
 Sebaliknya somatomedin C berikatan kuat pada protein pembawa (carrier) di dalam darah yang, seperti halnya dengan somatomedin, diproduksi sebagai respons terhadap pertumbuhan. Akibatnya, somatomedin C dilepaskan dengan lambat dari darah ke jaringan, dengan waktu paruh kira-kira 20 jam. Keadaan ini sangat memanjangkan efek ledakan sekresi hormon pertumbuhan yang meningkatkan pertumbuhan.5

D. REGULASI PERTUMBUHAN
            Hormon pertumbuhan disekresikan dalam suatu pola pulsatil, meningkat dan menurun. Mekanisme yang mengatur sekresi hormon pertumbuhan secara tepat belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang berkaitan dengan keadaan nutrisi pasien atau berkaitan dengan stress yang dapat merangsang sekresi, yaitu kelaparan (terutama pada defisiensi protein yang berat), hipoglikemi (atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah), olah raga, ketegangan, dan trauma. Hormon pertumbuhan juga secara khas meningkat pada 2 jam pertama tidur lelap. Tabel 1 meringkas beberapa faktor yang mempengaruhi sekresi hormon pertumbuhan.



E. ANATOMI HORMON PERTUMBUHAN

                         






F. OBAT-OBATAN HORMON PERTUMBUHAN

Obat Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan digunakan untuk mengatasi kekurangan hormon pada anak dan dewasa (lihat pedoman di bawah). Pada anak digunakan untuk sindrom Prader-Willi, sindrom Turner’s dan insufisiensi ginjal kronik; hormon pertumbuhan juga digunakan pada pada gangguan pertumbuhan pada anak dengan berat badan yang rendah saat dilahirkan. Hormon pertumbuhan yang berasal dari manusia (HGH; somatropin) telah digantikan oleh hormon pertumbuhan human sequence yaitu somatropin yang diproduksi dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Pedoman penggunaan somatropin untuk anak yang mengalami kegagalan pertumbuhan dengan: - terbukti kekurangan hormon pertumbuhan - sindrom Turner’s - sindrom Prader-Willi - kegagalan ginjal kronik sebelum masa pubertas Pengobatan sebaiknya dimulai dan diawasi oleh dokter anak berpengalaman dalam menangani gangguan hormon pertumbuhan; pengobatan dapat dilanjutkan oleh dokter umum yang telah memperoleh informasi protokol pengobatan. Pengobatan sebaiknya dihentikan jika respon tidak terlihat (peningkatan kecepatan pertumbuhan anak kurang dari 50% dibanding awal pengobatan) pada tahun pertama pengobatan. Pada anak dengan kegagalan ginjal kronik, pengobatan sebaiknya dihentikan setelah transplantasi ginjal dan tidak boleh diulang selama 1 tahun. Penggunaan somatropin untuk dewasa, hanya jika memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: - Defisiensi hormon pertumbuhan yang berat, dipastikan dengan metode yang tepat - Kualitas hidup yang sangat menurun, diukur dengan kuesioner khusus - Telah menerima pengobatan untuk kasus defisiensi hormon pituitari lain Pengobatan somatropin sebaiknya dihentikan jika selama 9 bulan tidak ada perbaikan kualitas hidup; pengobatan sebaiknya dilanjutkan hingga tercapai massa tulang maksimal. Pengobatan dengan somatropin sebaiknya dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dalam menangani gangguan hormon pertumbuhan.





Contoh obat :
Monografi

SOMATROPIN (SOMATOTROPIN)

Indikasi: 
  pengobatan jangka panjang pada gangguan pertumbuhan anak yang disebabkan: insufisiensi sekresi hormon pertumbuhan, Turner Syndrome, insufisiensi ginjal kronik, born small for gestational- age, Prader-Willi Syndrome. Somatropin juga memperbaiki bentuk tubuh anak denganPrader-Willi Syndrome. Untuk terapi sulih pada orang dewasa dengan defisiensi hormon pertumbuhan.
Peringatan: 
  dilaporkan kejadian fatal pada penggunaan hormon pertumbuhan anak dengan Prader-Willi Syndrome dengan satu atau lebih faktor risiko: obesitas berat, riwayat kegagalan pernafasan atau apnoea saat tidur atau infeksi pernafasan yang tidak teridentifikasi. Kemungkinan lain adalah faktor jenis kelamin laki. Penderita dengan Prader-Willi Syndrome harus dievaluasi untuk upper airway obstruction, apnoea saat tidur atau infeksi pernafasan sebelum memulai pengobatan dengan Somatropin.Jika selama evaluasi upper airway obstruction, ditemukan kelainan patologi anak harus dirujuk ke spesialis THT untuk pengobatan dan resolusi gangguan pernafasan terutama untuk pengobatan awal hormon pertumbuhan. Semua penderita Prader-Willi Syndrome harus dievaluasi untuk sleep apnoea dan dimonitor jika dicurigai ada sleep apnoea. Tidak ada studi pada wanita hamil. Diabetes melitus (mungkin diperlukan penyesuaian dosis antidiabetik), papiloedema, defisiensi hormon pituitary lain, riwayat keganasan, kelainan epipisis pada panggul, hipertensi intrakranial yang jelas, tidak dianjurkan pemberian obat menjelang pubertas pada anak born small for gestational age, Silver-Russell Syndrome, lokasi penyuntikan berpindah untuk mencegah lipoatropi, menyusui.




Interaksi: 
 dapat meningkatkan bersihan senyawa yang dimetabolisme dengan sitokrom P4503A4 (misalnya sex steroids, kortikosteroid, antikonvulsan dan siklosporin), lihat lampiran 1.
Kontraindikasi: 
 penderita yang mempunyai riwayat aktifitas neoplastik dan penderita dengan pertumbuhan tumor intrakranial benign yang tidak terkontrol. Pengobatan antitumor harus diselesaikan sebelum menggunakan somatropin. Penderita dengan penyakit kritis akut dengan komplikasi setelah operasi jantung dan perut, multiple accidental trauma atau kegagalan pernafasan akut. Penderita dengan Prader-Willi Syndrome yang obesitas berat atau kegagalan pernafasan berat. Tidak boleh digunakan untuk promosi pertumbuhan pada anak dengan closed epiphyses, kehamilan.
Efek Samping: 
 dikenali pada penderita dewasa udema periferal, kaku pada ekstremitis, artralgia, mialgia dan paraestesia. Pada anak efek samping terjadi lebih jarang. Reaksi kulit lokal pada daerah injeksi. Jarang terjadi hipertensi intrakranial benign dan Diabetes melitus tipe II. Menurunkan nilai kortisol serum, kemungkinan dengan mempengaruhi protein pembawa atau dengan meningkatkan bersihan hati. Terapi pengganti kortikosteroid harus dipastikan sebelum memulai pengobatan genotropin. Sangat jarang terjadi leukemia pada anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan yang diobati somatropin, tetapi timbul juga pada anak tanpa defisiensi hormon pertumbuhan.
Dosis: 
 Dosis perhari untuk indikasi:
Defisiensi hormon pertumbuhan:0.025 - 0.035 mg/kg bb; 0.07-0.10 IU/kg bb; 0.07-0.10 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT);2.1-3.0 IU/m2 LPT;
Turner syndrome: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT
Insufisiensi ginjal kronis: 0.045-0.050 mg/kg bb; 0.14 IU/kg bb; 1.4 mg/m2 LPT; 4.3 IU/m2 LPT;
Prader-Willi Syndrome: 0.035 mg/kg bb; 0.10 IU/kg bb; 1.0 mg/m2 LPT; 3.0 IU/m2 LPT; Small for gestational age: 0.035-0.067 mg/kg bb; 0.10-0.20 IU/kg bb; 1.0-2.0 mg/m2 LPT; 3.0?6.0 IU/m2 LPT. Anjuran dosis untuk pasien defisiensi hormon pertumbuhan pada dewasa, dosis awal 0,15 mg- 0,30 mg (0,45-0,9 IU) per hari.

 

Cara Alami Tingkatkan Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon berbasis protein peptida. Merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam 191 amino, tunggal-rantai polipeptida yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar pituitari anterior.
Somatotropin merujuk pada hormon pertumbuhan 1 yang diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan istilah somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh DNA rekombinan teknologi, dan adalah disingkat “HGH” pada manusia.
Hormon pertumbuhan digunakan dalam pengobatan untuk mengobati anak-anak pertumbuhan gangguan dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi penggantian hormon pertumbuhan telah menjadi populer di pertempuran melawan penuaan dan obesitas.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat proses penuaan pada tubuh. Belakangan muncul beragam laporan riset tentang potensi pemberian hormon pertumbuhan manusia (HGH) sintetik sebagai salah satu cara mencegah penuaan. Namun benarkah hal itu efektif? Sains akan mengujinya.
Hormon pertumbuhan atau growth hormone diproduksi secara alami oleh kelenjar pituary (hipofisis) – struktur kecil di dasar otak – yang berperan penting dalam membantu pertumbuhan dan menjaga vitalitas jaringan serta organ. Namun, seiring bertambahnya usia, kelenjar hipofisis cenderung menghasilkan lebih sedikit hormon pertumbuhan – sehingga menyebabkan degenerasi.
Menurut para ahli dari Mayo Clinic Amerika Serikat, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa pemberian hormon pertumbuhan manusia (HGH) sintetis dapat memperlambat atau menghentikan proses penuaan, atau membantu mengembalikan vitalitas.

Meski begitu, pemberian hormon ini juga memiliki risiko efek samping, mulai dari masalah kecil seperti carpal tunnel sindrom dan nyeri sendi. Sedangkan untuk efek samping yang lebih serius dapat menyebabkan diabetes dan penyakit jantung.
Namun Anda tidak perlu khawatir. Ada cara yang lebih aman dan tanpa efek samping untuk meningkatkan hormon pertumbuhan Anda. Berikut tipnya seperti dikutip dari majalah Life Extension berikut ini :
1.     Menyingkirkan lemak perut dapat membantu membalikkan penurunan produksi HGH (human growth hormone). Penelitian juga menemukan, dengan melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif dapat mengoptimalkan tingkat HGH dalam tubuh seseorang.
2.     Pastikan ketahui apa yang Anda makan. Life Extension menuliskan bahwa seseorang harus menjauhi konsumsi karbohidrat yang tinggi indeks glikemiknya, di mana telah terbukti dapat menghambat sekresi HGH. Sebaliknya, mengonsumsi makanan ringan yang tinggi protein dan rendah karbohidrat sebelum tidur yang tinggi protein dan rendah karbohidrat akan dapat membantu dalam produksi HGH.
3.     Cukup waktu istirahat. Sebagaian besar produksi hormon pertumbuhan (HGH) umumnya terjadi selama tidur. Pola tidur yang buruk dapat memberikan kontribusi dalam penurunan produksi HGH yang lebih rendah dalam tubuh









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH ( HumanGrowth hormon ) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh , terutama pada masa anak anak dan puberitas. Growth hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ didalam tubuh. HG bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil samapi dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah tumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.

B. Saran
Hormon prtumbuhan memiliki efek penting pada metabolisme protein, lipid dan karbohidrat dengan mekanisme kerja yang belum jelas. Hormon lain yaitu insulin, glukokortikoid, ketakolamin dan glucagon juga berpengaruh terhadap pengaruh zat- zat ini. Dalam beberapa kasus, efek langsung hormon pertumbuhan telah jelas menunjukan pada orang lain, IGF-I dianggap sebagai mediator kritis dan beberapa kasus tampak bahwa efek baik langsung dan tidak langsung yang berperan





DAFTAR PUSTAKA

H.syafudin,B.AC.Drs. Anatomi fisiologi.edisi;2.1997.EGC,jakarta
Parwiroharji,sarwono. 2005. Ilmu kandungan jakarta:Yayasan bina pustaka
Farmakologi dan terapi.1995.jakarta.fakultas kedoteran-unifersitas indonesia